Al Fatihah di Meja
Makan
Semraut wajahmu muncul di tiga perempat malam seninku
Ku lantunkan sedikit bahasa kepada Tuhan agar kau tak lupa kirim Al
Fatihah untuk kekasihku di surga
Kita pernah satu, dalam meja makan di ruang tengah
Denganmu,
Dengannya,
Dengan kita
Yang memutar-mutar meja
Memilah-milah keberuntungan
Aku mencintaimu
Sejak sehelaan nafas tersesat di perutnya dan kita menangis ramai-ramai
Sampai kau memutuskan mencintai orang lain
Doa-doaku tersesat di buntunya kasih sayang
Katakanlah dia sangat mencintaimu
Sekubur berdua (mungkin) adalah pinta terakhirnya
Januari sekarang masih biru
Masih dengan suara yang ngemis kasihan
Dia bertanya ‘kapan?’
Aku tersenyum sambil nitip salam untuk Ode Mpoi
Asmara kita membisu
Ada lagi tanya tak terjawab di hari sebelum 31 januari,
“Apa Al Fatihah yang kita kirim akan kita nikmati bersama lagi?”
Dalam meja makan di ruang tengah
Denganmu,
Dengannya,
Dengan kita
Yang memutar-mutar meja
Menikmati keberuntungan
Kendari, 7 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar